Jenazah Warga Aceh di Malaysia Terancam tak Bisa Dipulangkan
Tarmizi yang merupakan rekan almarhum mengatakan, Abdul Samad meninggal di sebuah kebun kawasan Gua Musang Negeri Kelantan Darul Naim, Malaysia pada Jumat (23/6/2017 sekitar pukul 23.00 WIB.
Tarmizi menyebutkan, Abdul Salam sehari-hari menekuni pekerjaan sebagai pekerja kebun. Baru dua minggu tinggal bersama Tarmizi di kebun tersebut, penyakit batu karang Abdul Salam kambuh. Kepada Tarmizi, Abdul Salam sempat mengaku bahwa ia sudah lama menderita sakit batu karang.
Sementara itu, Juru Bicara Gerakan Aceh Nusantara (GAN) Khairul Ishak mengatakan, Abdul Salam merantau ke Malaysia baru sekitar tiga bulan. Visa dan paspornya sudah kedaluwarsa (expired) dan dokumen kependudukannya yang lain nihil.
"Itu yang menjadi kendala dalam proses pemulangan jenazah. Dibutuhkan biaya pemulangan 6.500 RM (sekitar 18 juta rupiah)," kata Khairul kepada Serambinews.com di Lhokseumawe, Selasa (27/6/ 2017).
Saat ini jenazah masih disemayamkan di Hospital Gua Musang Bandar Baru Kelantan Malaysia dan dijaga oleh pihak rumah sakit, pihak keluarga. Sebelumnya, saat disemayamkan di kebun, jenazah Abdul Salam dijaga delapan temannya sesama pekerja kebun.
Direktur Gerakan Aceh Nusantara (GAN), Ikhsan Nurdin yang prihatin atas nasib jenazah Abdul Salam, bergerak menggalang bantuan.
"Kita sedang berusaha mencari bantuan supaya jenazah bisa segera dipulangkan ke kampung halamannya. Hingga saat ini baru lembaga GAN yang menyumbang 4,5 juta rupiah, ditambah 1,5 juta rupiah dari Haji Uma (Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Aceh)," ungkap Ikhsan kepada Serambinews.com melalui WhatsApp, Selasa pagi.
Dari sumbangan tersebut, katanya, sudah terkumpul RM 2.500. Jadi, masih kurang RM 4.000 lagi, mengingat total dana yang diperlukan untuk pemulangan jenazah dari Malaysia ke Aceh Utara adalah RM 6.500.
0 komentar: